21 Maret, 2009

RETENSIO URINE

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Retensio urine pada wanita paling mungkin terjadi pada post partum atau setelah bedah pelvis. Penyebab-penyebab lainnya obstruksi uretra oleh uterus gravid yang inkarsereta dan herpes genetalia.
Retensio urine post partum dapat terjadi pada pasien yang mengalami kelahiran normal sebagai akibat dari peregangan atau trauma dari dasar kandung kemih dengan edema trigonura.
Ketika terjadi retensi urine diperlukan kateterisasi. Kateter foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih agar tetap kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan tonus normal. Bila kateter diangkat pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4 jam 5 minggu betanikol klorida dapat memungkinkan dapat membantu.

2. TUJUAN
Mengetahui faktor yang mentebabkan terjadinya retensio urine dan tindakan yang perlu dilakukan.












BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
1.1 Eliminasi yaitu pengeluaran sisa-sisa zat yang tidak diperlukan oleh tubuh untuk mencapai keseimbangan (homeostasis).

1.2 Cara-cara eliminasi
1. Uretra  urine
2. Anus  feaces
3. Kulit  keringat
4. Paru-paru  CO2, uap air

2. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN

2.1 Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama didaerah lumbal kanan dan kiri columna vertebratis. Kedudukannya dari belakang mulai ketinggian vertebra terakolis ke 22 sampai vertebra lumbal ke 3.
Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri. Bentuknya seperti kacang dengan warna coklat kemerah merahan. Satuan fungsional ginjal disebut “Nefron” terdapat ± 1.000.000 nefron dalam 1 ginjal. Setiap nefron terdiri dari elomelorus / badan malpighi.
Glamerolus merupakan anyaman pembuluh darah dalam kapsula bowman dimana pembentukan urine berasal.

2.2 Ureter
Berupa 2 pipa saluran pipa yang bersambung dengan ginjal berjalan kekandung kencing (vesika vrinasia). Panjang ureter ± 35-40 cm dengan diameter 3mm.

Ureter terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
a. Lapisan luar (fibrosa)
b. Lapisan tengah yang berotot
c. Lapisan dalam (lapisan mukosa)
2.3 Vesika vrinasia = bladder =buli-buli
Bladder merupakan sebuah kantor yang terdiri atas otot halus yang berfungsi sebagai penampang urine (air seni). Kandung kemih ini bentuknya oblight untuk menghindari urine kembali keatas. Kapasitas kandung kaemih dewasa ±100-150 ml, urine dikatan masih normal sampai 200-400 ml.

2.4 Uretra
Merupakan organ yang berfungsi untukmenyalurkan urine kebagian luar. Fungsi uretra antara pria dan wanita mempunyai fungsi berbeda dengan yang terdapat pada pria.
Pada pria uretra digunakan tempat pengalihan urine dan sebagai system reproduksi dengan penjang 18-20 cm dan terdiri atas 3 bagian yaitu prostate, selaput (membran) dan bagian yang berongga (ruang).
Pada wanita, uretra berfungsi hanya untuk menyalurkan urine kebagian luar tubuh dengan panjang ± 4 cm.


3. PROSES BERKEMIH
Berkemih Merupakan proses pengosongan Vesika Orinaria. Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf bila urin oria berisi kurang lebih 250-450 cc (dewasa) dan 200-250 cc (anak-anak).

Mekanisme berkemih terjadi karena vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada saraf-saraf dinding vesika urianria. Kemudian rangsangan tersebut diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih terdapat dikorteks serebal. Selanjutnya otak memberikan rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sacral, kemudian terjadi koneksasi otot detrosor dan relaksasi otot stinger internal.
Komposisi Urine :
1. Larutan (96%)
2. Larutan (4%)
a. Larutan organic
Urea, Amonia, kretein dan asam urat
b. Larutan anorganik
Na+, cl,k+, So4, Mg+,Po4
Nacl merupakan gram anorganic yang paling banyak
4. KARAKTERISTIK URINE NORMAL
Volume
Pada orang dewasa jumlah rata-rata urin kira-kira 250-450 ml sekitar 5 – 10 ml kosong kandung kemih
Warna
Warna urine normal antara kuning terang sampai kuning gelap. Urine menjadi gelap atau kecoklatan jika intake cairan menurun.
Kejernihan
Urine normal adalah transparan
Bau
Bau urine normal adalah khas, secara umum semakin encer urine maka baunya akan semakin lemah sedangkan konsentrasi urine semakin tinggi maka akan menguatkan bau


BAB III
RETENSIO URINE

1. DEFINISI
Retensio Urine
Adalah kesulitan BAK atau miksi karena kegagalan mengeluarkan urine dari vesika urinaria (kapita selecta)
Retensio Urine
Adalah proses menahan urine yang secara normal diekresi oleh tubuh (kamus kedokteran)
Retensio Urine
Adalah merupkan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih sehingga menyebabkan distensi vesika urania atau keadaan ketika seseorang mengalami pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.

2. ETIOLOGI
Retensio Urine dapat dibagi menjadi 3 lokasi yaitu :
1) Supravesikal
Berupa kerusakan pada pusat miski di medulla spinalis S2 –S4 setinggi T12-L1 : keruasakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian atau seluruhnya.
2) Vesikal
Berupa kelemahan otot destrusor karena lama teregang
3) Infravesikal
Berupa pembesaran Prostat, kekakuan leher vesika, striktur batu kecil, tumor pada leher vesika.

Terjadi beberapa gangguan BAK yaitu (tanda klinis Retensia Urine) :
Mengedan bila miksi
Rasa tidak puas sehabis miksi
Frekuensimiksi bertambah
Nokturia atau pancaran kurang kuat
Ketidak nyamanan daerah pubis
Distensi vesika urinaria

3. RETENSIO URINE PADA WANITA POST PARTUM
Retensio Urine pada wanita paling mungkin terjadi pada post partum atau lebih setelah bedah pelvis.
Penyebab-penyebabnya meliputi :
Anastesia
Gangguan sementara control saraf kandung kemih
Trauma traktus genetatis
Hematom yang besar

Bila kandung kemih menjadi sangat mengembang, pasien tidak dapat berkemih atau hanya dapat mengeluarkan sedikit urine. Pada pemeriksaan abdomen uterus lebih tinggi dari yang diperkirakan karena tergeser ke atas oleh kandung kemih yang mengembung.
Ketika kendung kemih menjadi sangat mengembang diperlukan kateterisasi keteter foley ditinggal dalam kandung kemih selama 24-48 jam untuk menjaga kandung kemih agar tetap kosong dan memungkinkan kandung kemih menemukan tonus normal.
Bila kateter diangkat pasien harus dapat berkemih secara spontan dalam waktu 4 jam. 5 mg betanikol klorida (urecholine) mungkin dapat membantu. Setelah berkemih spontan, kandung kemih harus dikateter kembali untuk memstikan bahwa residu urine minimal. Bila kandung kemih mengadung lebih dari 100 ml urine drainase kandung kemih dilanjutkan kembali.
Perubahan fisiologis pada kandung kemih yang terjadi saat kehamilan berlangsung merupakan factor predisposisi terjadinya retensi urine satu jam pertama sampai beberapa hari post partum. Perubahan ini juga dapat memberikan gejala dan kondisi patologis yang mungkin memberikan dampak pada perkembangan fetus dan ibu. Residu urine setelah berkemih normalnya kurang atau sama dengan 50 ml, jika residu urine ini lebih urine post partum berkisar 1,7% sampai 17,9%. Secara umum penanganannya dianvali dengan kateterisasi. Jika residu urine lebih dari 700 ml, antibiotic profilaksis dapat diberikan karena penggunaan kateter dalam jangka panjang dan berulang.

4. PATOFISIOLOGI
Proses berkemih melibatkan 2 proses yang berbeda yaitu pengisian dan penyimpanan urine dan pengosongan kandung kemih. Hal ini sering berlawanan dan bergantian secara normal. Aktivitas otot-otot kandung kemih dalam hal penyimpanan dan pengeluaran urine dikontrol oleh system saraf otonom dan somatic. Selama fase pengisian, pengaruh system saraf simpatis terhadap kandung kemih menjadi bertekanan rendah dengan meningkatkan resistensi saluran kemih. Penyimapanan urine dikoordinasikan oleh hambatan system simpatis dari aktivitas kontraktil otot detrusor yang dikaitkan dengan peningkatan tekanan otot dari leher kandung kemih dan proksimal utera.
Pengeluaran urine secara normal timbul akibat dari kontraksi yang simultan otot detrusor dan relaksasi saluran kemih. Hal ini dipengaruhi oleh system saraf parasimpatis yang mempunyai neurotransmitter utama yaitu asetilkholin, suatu agen kolinergik.
Selama fase pengisian impuls afferent ditransmisikan ke saraf sensoris pada ujung ganglion dorsal spinal sacral segmen 2-4 dan informasikan ke batang otak.impuls saraf dari batang otak menghambat aliran parasimpatis dari pusat kemih sacral spinal. Selama fase pengosongan kandung kemih, hambatan pada aliran parasimpatis sacral dihentikan dan timbul kontraksi otot detrusor.
Hambatan aliran simpatis pada kandung kemih menimbulkan relaksasi otot halus dan seklet dari sphincter eksterna. Hasilnya keluarnya urine dengan resistensi saluran yang minimal.
Retensi post partum paling sering terjadi. Setelah terjadi kelahiran pervaginam spontan, disfungsi kandung kemih tetjadi 9-14% pasien, setelah kelahiran menggunakan forcep, angka ini meningkat menjadi 38%. Retensi ini biasanya terjadi akibat dari dissinergis antara otot detrusor-sphinceter dengan relaksasi utera yang tidak sempurna yang kemudian menyebabkan nyeri dan edema. Sebaliknya pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemihnya setelah section cesaria biasanya akibat dari berkontraksi dan kurang aktifnya otot detrusor.
Kesulitan Miksi

Terganggunya proses pengeluaran urine

Urine terkumpul di vesika urinaria

Urine tidak bisa keluar
↓ ↓ ↓



5. DIAGNOSIS
Dengan pemasangan kateter atau para sentries kandung kemih
Kesulitan memasukkan kateter biasanya terjadi ketika melalui pars bulbosa dan membrananesa. Bila terjadi keslulitan jangan dipaksakan mungkin terdapat striktur, spasme yang terutama terjadi di pars membrananesa atau batu pada ureta.
Bila ujung kateter terhalang oleh lobus tengah prostate maka memasukkan kateter dapat dibantu dengan mendorong ujung kateter kea rah atas lewat R-T.
Pada waktu kateterisasi setelah masuk 6-7 cm terhenti, ada beberapa kemungkinan yang terjadi yaitu :
1) Struktur Utera
2) Salah jalan, biasanya akan keluar darah
3) Batu utera, ketok batu posistif dan biasanya batu teraba dari luar sepanjang utera atau perineum.
4) Spasme yang biasanya terjadi di membrananesa. Dengan tekanan continue yang tidak terlalu keras akhirnya spasme akan dibatasi.

2 komentar:

  1. Makasih Banyak Ya... Blog y membantu bgt. ih... heheheheh

    BalasHapus
  2. okaey kang top dah artikelnya. makasih y>?
    :-)

    BalasHapus


Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Home Design. Powered by Blogger